Fakta Unik Tentang Hewan-hewan di Kingdom Animalia yang Akan Membuatmu Terkejut

Animalia adalah salah satu dari lima kingdom dalam taksonomi makhluk hidup yang mencakup semua jenis hewan. Kingdom Animalia dibagi-bagi berdasarkan berbagai karakteristik fisik dan struktural, seperti jenis makanan, organ reproduksi, dan sifat-sifat sel.

Kebanyakan hewan di Kingdom Animalia bersifat heterotrof, artinya mereka memperoleh nutrisi dengan memakan bahan organik lainnya. Kingdom Animalia memiliki keragaman yang sangat besar, termasuk dari segi ukuran, bentuk tubuh, warna, dan perilaku.

Contoh hewan yang termasuk ke dalam Kingdom Animalia antara lain serangga, ikan, mamalia, burung, reptil, amfibi, dan banyak lagi.

Berikut adalah beberapa ciri-ciri umum yang biasanya dimiliki oleh hewan di kingdom Animalia:

Heterotrof: Hewan di kingdom Animalia kebanyakan memperoleh nutrisi dengan cara memakan bahan organik lainnya.
Multiseluler: Hewan di kingdom Animalia tersusun dari banyak sel dan memiliki tingkat kompleksitas yang lebih tinggi daripada organisme uniseluler seperti bakteri atau alga.
Bergerak: Meskipun ada beberapa hewan yang tidak dapat bergerak, kebanyakan hewan di kingdom Animalia memiliki kemampuan untuk bergerak dengan cara tertentu.
Reproduksi seksual: Kebanyakan hewan di kingdom Animalia melakukan reproduksi secara seksual, yaitu dengan menggabungkan gamet jantan dan betina untuk membentuk zigot.
Struktur tubuh polar: Hewan di kingdom Animalia memiliki struktur tubuh yang terbagi menjadi dua kutub atau simetri, yaitu simetri radial atau simetri bilateral.
Sistem pencernaan: Hewan di kingdom Animalia memiliki sistem pencernaan untuk mencerna makanan mereka.
Sistem saraf: Hewan di kingdom Animalia memiliki sistem saraf yang terorganisir dengan baik untuk mengatur fungsi tubuh dan perilaku.
Respirasi: Hewan di kingdom Animalia melakukan respirasi dengan cara yang berbeda-beda, tetapi pada umumnya mereka memiliki sistem pernapasan yang efektif untuk memenuhi kebutuhan oksigen tubuh.
Pertumbuhan: Hewan di kingdom Animalia memiliki potensi pertumbuhan yang sangat besar, dari ukuran yang sangat kecil seperti plankton hingga mamalia besar seperti gajah atau paus.

Animalia terbagi menjadi 9 filum yang berbeda - beda, setiap filum memiliki ciri khas tersendiri. Berikut adalah penjelasan singkat tentang ke-9 filum tersebut:

Filum Porifera: Filum ini terdiri dari spons yang hidup di air laut dan air tawar. Spongebob adalah contoh terkenal dari spesies dalam filum Porifera.
Filum Cnidaria: Filum ini merupakan kelompok hewan berbentuk gelembung atau payung seperti ubur-ubur. Hewan-hewan dalam kelompok ini dapat ditemukan di lautan dan sungai.
Filum Platyhelminthes: Filum ini terdiri dari hewan dengan struktur tubuh yang pipih seperti cacing pita atau planaria.
Filum Annelida: Filum ini terdiri dari cacing, lintah, dan udang kepiting. Tubuh mereka terdiri dari segmen-segmen yang berulang.
Filum Mollusca: Filum ini terdiri dari hewan dengan kulit yang lembut seperti siput, kerang, dan cumi-cumi.
Filum Arthropoda: Filum ini terdiri dari serangga, laba-laba, kepiting, dan kaki seribu. Mereka memiliki karakteristik tubuh yang bersendi-sendi dan memiliki eksoskeleton yang kuat.
Filum Echinodermata: Filum ini terdiri dari hewan dengan tubuh yang bercabang-cabang seperti bintang laut dan bulu babi laut.
Filum Chordata: Filum ini terdiri dari hewan-hewan seperti ikan, amfibi, reptil, burung, dan mamalia. Hewan-hewan dalam kelompok ini memiliki sistem saraf yang terorganisir dengan baik dan umumnya memiliki tulang belakang.
Filum Nematoda: Filum ini terdiri dari hewan dengan tubuh yang berbentuk silinder seperti cacing gelang. Mereka tersebar di berbagai habitat seperti tanah, air tawar, dan laut.

Itulah 9 filum Animalia yang memiliki karakteristik masing-masing. Meskipun mereka berbeda-beda, namun semuanya merupakan bagian dari kerajaan Animalia yang menakjubkan!

2. Klasifikasi Metazoa

Metazoa atau hewan adalah makhluk hidup multiseluler yang tersebar di seluruh dunia. Ada ribuan jenis hewan di dunia, mulai dari serangga yang sangat kecil hingga mamalia raksasa seperti paus.

Untuk mempelajari dan mengklasifikasikan makhluk hidup ini, para ilmuwan menggunakan sistem taksonomi.

Taksonomi adalah suatu sistem pengelompokan makhluk hidup berdasarkan karakteristik fisik atau genetik yang mereka miliki.

3. Rongga Tubuh

Rongga tubuh adalah ruang di dalam tubuh hewan multiseluler yang terbentuk dari jaringan mesodermik selama perkembangan embrio.

Rongga tubuh dapat berfungsi sebagai tempat penyimpanan organ internal, perlindungan organ-organ internal, serta memberikan dukungan struktural bagi tubuh hewan.

Terdapat tiga jenis rongga tubuh utama pada hewan multiseluler, yaitu acoelomate, pseudocoelomate, dan coelomate.

Acoelomate Hewan acoelomate tidak memiliki rongga tubuh. Seluruh organ internal mereka terletak langsung di atas jaringan epitel.
Contoh hewan acoelomate adalah anggota filum Platyhelminthes, seperti cacing pipih dan planaria.
Pseudocoelomate Hewan pseudocoelomate memiliki rongga tubuh yang disebut pseudocoelom. Pseudocoelom terbentuk dari blastocoel, suatu rongga pada tahap awal embrio. Pseudocoelom menyediakan ruang untuk sistem sirkulasi, reproduksi, dan ekskresi. Hewan pseudocoelomate yang umum meliputi nematoda (cacing gelang) dan rotifera.
Coelomate Hewan coelomate memiliki rongga tubuh yang disebut coelom. Coelom terbentuk dari mesoderm dan terpisah dari rongga pencernaan oleh lapisan jaringan yang disebut mesenteri. Coelom memberikan ruang yang lebih besar bagi organ internal dan memungkinkan gerakan dan pertumbuhan yang lebih fleksibel. Hewan coelomate meliputi filum Arthropoda, Mollusca, Chordata, dan Echinodermata.

Dalam klasifikasi hewan, rongga tubuh sering digunakan sebagai karakteristik taksonomi untuk membedakan kelompok-kelompok hewan yang berbeda. Memahami jenis-jenis rongga tubuh ini dapat membantu kita memahami evolusi dan adaptasi hewan dalam lingkungannya.